Wednesday, February 07, 2007

Kita benar-benar tidak tahu...

Sesungguhnya kita manusia ini jauh dari kata mafhum tentang semua yang terjadi di dunia ini. Jangankan yang tak kasat mata, yang terlihat jelas mencolok mata mripat kita saja kadang tak kita mengerti.

Ketidaktahuan itulah yang mungkin dimengerti oleh seorang kenalan saya. Minggu kemarin dia mengajak saya singgah ke rumahnya, dia hendak pergi ke rumah saya namun dia kelelahan sehabis keliling kampung dan ke rumah sanak family yang ada di ternate ini.

Sesampainya di sana saya tanya kenapa dia keliling kampung segala. Rupanya tujuan dia keliling kampung adalah bersilaturahmi dan meminta maaf atas segala kesalahan yang pernah ia perbuat baik sengaja maupun tidak.

Tentu saja hal semacam ini akan ditertawakan oleh orang-orang yang tidak mengerti, mungkin dalam hati berpikir: "lebaran kan masih jauh!!". Dan kata beliau bahkan atau ulama yang berbisik: "Eh sunnahnya kan pas awal ramadhan baru minta maaf..."

Seorang tetangga bahkan sempat datang lantaran menganggap tindakan beliau ini adalah semacam pertanda bahwa kawan saya ini dekat dengan ajal sehingga melakukan hal yang irrasional.

Saat saya tanyakan alasan teman saya itu berbuat demikian, dia cuman tersenyum dan menjawab: "bisa saja saya mati satu detik dari sekarang atau satu detik sebelum bulan ramadhan tiba..."

Seberapa sombong anda dengan umur anda??

Pagi tadi, saya datang lagi ke rumah beliau dan tak sempat minta ijin ke kantor, teman saya ini meninggal dunia... Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun...

Ya kita memang tidak tahu apa-apa....

NB: saat takziyah ke rumah beliau ada tetangga yang menyeletuk: "saya sudah amati dari kemarin2, dia bertingkah aneh, minta maaf ke tiap rumah, kasihan dia ya...". Kasihan apanya??? Bukankah dia sangat beruntung masih bisa punya kesempatan minta maaf ke tetangga-tetangganya?? Wallahu a'lam....

ditulis 20 september 2006